Fonologi mengenali diri sndiri
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa
manusia itu sebagai "titah tuhan" yang memiliki arti sebagai kholifah atau dititipkan asma allah. selain itu terdiri atas jasmani dan
rohani. raga terdapat 2 macam yaitu raga halus dan raga kasar. Raga
jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan secara
fisik Namun
sebenarnya jasmani dan rohani dapat dipisahkan secara psikis. selain itu manusia yang baik itu adalah manusia yang lebih dahulu mengenal siapa, apa, bagaimana mengenal dirinya sendiri sebelum mengenal ataupun menilai orang lain. dan secara kosmologi diri juga terbentuk dari dzat yang yang merupakan sebagai esensi utama yang ada pada diri kita, kemudian ada sifat
ataupun subtansi pada bagian diri kita, selanjutnya ada asma ataupun juga disebut dengan realitas,
dan juga ada af’al yang bisa disebut sebagai aksi atau tindakan. dzat, sifat, asma, dan juga Af'al merupakan bagian yang ada didalam diri manusia. dari dzat kemudian turun ke sifat yang dimiliki oleh diri sendiri, kemudian sifat turun ke asma atau realitas yang menggambarkan diri sendiri setelah dari asma turun ke Af'al atau tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri di dalam akktivitas yang dilakukan pada kegiatan sehari-hari.
Dengan adanya hal tersebut maka manusia itu sendiri adalah manifestasi tuhan yang memiliki maksud bahwa tuhan itu sebagai Dzat yang tidak dapat diserupai oleh siapapun bahkan juga sekalipun manusia ataupun makhluk ciptaannya yang lain. sehingga pernyataan tersebut terdengar agak mainstream ditelinga orang awam yang belum mendalami ilmu secara mendalam yang akan memunculkan suatu dugaan kekeliruan pemahaman. sebagai contohnya orang awam biasa memaknai makna shirotol mustaqim sebagai jaln yang lurus. makna mustaqim sebenarnya bukanlah lurus namun ajeg ataupun istiqomah. jika dari pemahaman saja keliru maka bagaimana dalam pengimplikasiaannya. Sehingga apabila semakin sering kita membayangkan wujud tuhan maka kita akan semakin keliru oleh sebab itu tuhan butuh untuk kita kenali melalui apa saja ciptaannya yang ada di dunia.
Dengan adanya hal tersebut maka manusia itu sendiri adalah manifestasi tuhan yang memiliki maksud bahwa tuhan itu sebagai Dzat yang tidak dapat diserupai oleh siapapun bahkan juga sekalipun manusia ataupun makhluk ciptaannya yang lain. sehingga pernyataan tersebut terdengar agak mainstream ditelinga orang awam yang belum mendalami ilmu secara mendalam yang akan memunculkan suatu dugaan kekeliruan pemahaman. sebagai contohnya orang awam biasa memaknai makna shirotol mustaqim sebagai jaln yang lurus. makna mustaqim sebenarnya bukanlah lurus namun ajeg ataupun istiqomah. jika dari pemahaman saja keliru maka bagaimana dalam pengimplikasiaannya. Sehingga apabila semakin sering kita membayangkan wujud tuhan maka kita akan semakin keliru oleh sebab itu tuhan butuh untuk kita kenali melalui apa saja ciptaannya yang ada di dunia.
Dengan adanya hal tersebut maka
citra tuhan itu sendiri hadir
melalui asma dan sifatnya ataupun melalui ciptaan yang ia ciptakan atau yang
diikutsertakan oleh tuhan. dengan adanya hal tersebut mempuyai arti bahwa
gerakan tuhan itu berada di dalam gerakan manusia
karena bagaimanapun cara kita membayangkan tuhan itu tergantung pada
diri kita
sendiri dan tergantung dengan kedekatan emosional diri kita
masing-masing.
citra itu berdasar pada realitas dan realitas itu sendiri adalah
asma kemudian asma itu pun bukan sekedar nama melainkan dibalik asma itu ada
realitas dan af’al. asma
yang kita punya bukan hanya secara fisik saja, tetapi berhubungan
seperti dengan keluarga misalnya saja nak budi itu anak dari siapa dan
berasal dari keluarga mana. kita dapat memberikan contoh saja sebagai manusia punya sifat sabar dan
asmannya menjadi penyabar, tindakannya yaitu bersabar.
Maka untuk membangun citra
seseorang yang harus dilihat yaitu dari sifatnya, asma, dan juga tindakannya. Maka dari itu
seseorang melihat diri kita melalui tindakan yang kita lakukan sehari-hari terlebih dahulu bukan dari hati.
karena pada dasarnya hati itu merupakan simpul terakhir yang terikat dari serangkaian peristiwa.
Barangkat dari tuhan yang menitipkan asma-asmanya kedalam jiwa manusia sejak lahir akan tetapi
manusia harus bisa mengelolanya dengan tidak melebihi dari kekuasaan atau kekuatan tuhan.
Ilmunya tuhan itu diturunkan menjadi realitas atau ciptaan, kemudian manusia mengambil berdasarakan dari realitas tersebut. sehingga muncul lah realitas baik atau buruk tergatung pada diri manusia tersebut seperti arti terjemahan "allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum tersebut yang mengubahnya". nasib itu bagian dari kita untuk mengambil ilmu . nasib setiap manusia itu dapat dipilih karena manusia dapat mengelola takdir. dan takdir bisa diubah tetapi manusia tidak mengetahui cara menanganinya dengan benar.
Nama : Syaidiah Intan ariani
Kelas : 7B
Npm : 15120112
Ilmunya tuhan itu diturunkan menjadi realitas atau ciptaan, kemudian manusia mengambil berdasarakan dari realitas tersebut. sehingga muncul lah realitas baik atau buruk tergatung pada diri manusia tersebut seperti arti terjemahan "allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum tersebut yang mengubahnya". nasib itu bagian dari kita untuk mengambil ilmu . nasib setiap manusia itu dapat dipilih karena manusia dapat mengelola takdir. dan takdir bisa diubah tetapi manusia tidak mengetahui cara menanganinya dengan benar.
Nama : Syaidiah Intan ariani
Kelas : 7B
Npm : 15120112
1. Dita Ihsaniah Putri (15120069)
2. Dwi Kurnia Ningsih(15120062)
3. Nofiana Ulfa (15120055)
4. Isna Zulfa (15120265)
5. Ika sofiana (15120299)
6. Azzah nurlaela (15120245)
7. Yulanta ilham amalia (15120276)
8. Sri kartika asih (15120388)
9. Irma Anggraeni Aida (15120074)
10. Suci Yulianti Lestari (15120379)
11. Amalia Ayu Lestari (15120065)
12. Angilia Herli Lutfiyani (15120088)
13. Abu Rizal Bakri (15120482)
14. Ika Arum Pujiastuti (15120268)
15. Yasinta Juwita Permatasari (15120071)
16. Feby Rohma Awalia (15120093)
17. Bayu kurniawan (15120057)
19. Sesty isdayanti (15120066)
20. Anita Tri Yuniarti (15120247)
21. Ardhita Dian Aslami (15120350)
22. Afif Zaenal (15120096)
23. Risha Ardhanty (15120079)
24. Taufik angga baskara (15120436)
25. Muhammad khoirul ulum(15120248)
27. Andri sulastoto (15120084)
28. wahyu jati w (15120470)
29. Nida Nur Fauziyyah (15120094)
30. Indra pramono(15120089)
31. Ahmad Gofur (15120127)
32. Dodi yugantara (15120485)
33. Lilik fatchurrahman (15120108)
34. Linda Prima Safira (15120115)
35. Nur Novianti (15120051)
36. Isna Zulfa (15120265)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar